Perkembangan sekolah swasta Katolik sangat menarik untuk dicermati karena pendidikan Katolik juga memegang peran penting dalam kemajuan pendidikan Indonesia, perjuangan pada misionaris sebagai perintis pengembangan gereja di Indonesia diwujudkan dalam dua bidang pelayanan utama yaitu bidang kesehatan dan bidang pendidikan. Rasa Kemanusiaan menjadi dasar dari pada misionaris untuk membangun sekolah, hal ini disebabkan para misionaris percaya bahwa tanpa nilai tersebut sekolah Katolik tidak akan menjadi sebuah sekolah yang membentuk karakter. Selain itu, sekolah adalah tempat pelayanan dan bukan tempat di mana setiap individu mencari keuntungan semata.
Andai para misionaris tidak memiliki pikiran humanis berbentuk pelayanan terhadap sesama, maka kita dapat melihat bangunan kokoh bernama SD Xaverius Panjang yang telah 40 tahun ini sudah menghasilkan lulusan yang sangat berkualitas dan beragam.
Sekolah Xaverius di Lampung telah lama didirikan tapi untuk sekolah Xaverius Panjang baru dirintis di era 70-an.
Panjang adalah sebuah kota kecil (kota kecamatan) yang terletak di pinggiran pantai Teluk Lampung di Provinsi Lampung. Pada waktu itu masih termasuk daerah Kabupaten Lampung Selatan yang beribukota di Tanjungkarang. Daerah ini merupakan pelabuhan laut yang pendidikannya sangat beraneka ragam karena hampir semua suku-suku besar Indonesia ada di Panjang. Berdasarkan letak geografis inilah maka Yayasan Xaverius hadir di Panjang sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat di bidang pendidikan bagi generasi penerus bangsa.
Dasar pendirian sekolah Xaverius Panjang adalah bahwa saat itu banyak warga masyarakat di Panjang yang terpaksa menyekolahkan putra-putrinya ke sekolah-sekolah Xaverius di Telukbetung, Pahoman, maupun Tanjungkarang. Mengingat adanya goodwill dari Yayasan untuk membantu Pemerintah Daerah Panjang dalam bidang pendidikan maka didirikanlah sebuah sekolah.
Dengan melihat situasi dan kondisi tersebut maka Yayasan Xaverius yang pada waktu itu dimotori oleh Pastor Dr. A. Henrisoesanta, SCJ. (pimpinan sekertariat Yayasan Xaverius) mendirikan sekolah yang terletak di Kampung Umbul Jantung Km. 10 dalam daerah tanah pelabuhan Panjang. Tanah seluas 7.680 m2 disewa dari Badan Pengusahaan Pelabuhan Panjang yang pada waktu itu diwakili oleh Bapak Frans Masengi. Persewaan tanah dianggap berlaku mulai 1 Juli 1971 sampai ada pencabutan kembali. Harga sewa tanah pada waktu itu sebesar R. 5.140 (lima ribu seratus empat puluh rupiah). Adapun penggunaan tanah sewa sejak awal semata-mata untuk mendirikan Sekolah, Gereja, dan Balai Kesehatan untuk kepentingan umum. Maka selanjutnya Yayasan Xaverius Keuskupan Tanjungkarang mengeluarkan Surat Keputusan No. 021/E-X/YX/V-71 yang memutuskan tentang Panitia Pendiri Bangunan-bangunan Yayasan Xaverius di Panjang, dan menetapkan susunan panitia dan personel sebagai berikut:
Ketua : Sdr. Mayor (KKO) MN. Hutagalung
Wakil Ketua : Sdr. Letnan (KKO) Sukarjo
Penulis : Sdr. Kopral (KKO) Kirmadi
Bendahara : Sdr. Suratiman
Anggota : Sdr. Sersan (KKO) Supratiknyo
Penasehat : Pstr. Dr. A. Henrisoesanta, SCJ.
SK tersebut berlaku mulai tanggal 25 Mei 1971
Selanjutnya panitia mulai melaksanakan tugas untuk mengurus Surat Ijin Mendirikan Bangunan. Berbekal surat Ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan No. 07/I.B/1971 tanggal 28 Agustus 1971 Penitia mulai mendirikan bangunan gedung SD Yayasan Xaverius di daerah Panjang Kecamatan Telukbetung/Panjang daerah Kabupaten Lampung Selatan yang terletak di atas tanah pekarangan yang disewa pada Administrator Pelabuhan Panjang/Kontrak tanah No. 29/SB/1971 yang terdiri dari bahan-bahan ramua rangka besi, atap genteng, dinding beton, lantau semen.
Kurang lebih pembangunan gedung memerlukan waktu sekitar 1 tahun, maka setelah semua selesai dan siap dilaksanakan peresmian sekolah pada hari Jumat, 14 April 1972.
Dari awal berdiri sampai usia 51 Tahun ini, SD Xaverius telah dipimpin oleh 8 Kepala Sekolah, yaitu:
- Supartini, 1 Januari 1972 – 31 Desember 1972
- Felomena Bontong, 1 Januari 1973 – 31 Desember 1977
- Valentina Ngatiyem, 1 Januari 1978 – 30 Juni 1980
- G. Supraptono, BA, 1 Juli 1980 – 30 Juni 1996
- Florentius Supolo, 1 Juli 1996 – 30 Juni 2013
- Theodorus Bronto, S.Pd 1 Juli 2013 – 30 Juni 2016
- Hendro Hatmoko, S.Pd 1 Juli 2016 – 30 Juni 2022
- Emilius Suparman, S.Kom 1 Juli 2022 – Sekarang